Jakarta (Teclovers) - Twitter pada Kamis mengumumkan hasil dari beberapa riset terkait segmen pengguna baru yang disebut Mass Affluent, momen perayaan, serta kekuatan video.
Twitter Mass Affluent Study bulan Oktober 2015 menunjukkan lebih banyak > pengguna Twitter berpendapatan tinggi dan dikategorikan sebagai pengguna kelas atas.
Informasi mengenai perilaku dan demografis dari audiens tertentu akan membantu bisnis / brand memahami ekspektasi audiens tersebut.
Pengguna mass affluent menurut riset tersebut Memiliki pengeluaran untuk barang-barang mewah yang lebih tinggi 1.3x daripada pengguna di kelas yang sama yang tidak menggunakan Twitter, peningkatan kualitas finansial hingga 1.2x, serta memiliki investasi saham / sekuritas lebih banyak 1.2x untuk 12 bulan mendatang.
Produk retail dan otomotif memiliki relevansi kuat terhadap pengguna kelas atas. Dalam 12 bulan terakhir, 81% telah membeli rumah dan interior, 80% membeli pakaian, dan 72% membeli kendaraan bermotor.
Perencanaan pengeluaran / pembelanjaan: kepemilikan dan rencana belanja untuk perangkat mobile adalah yang tertinggi, disusul oleh donasi dan peralatan rumah tangga / komputer.
79% dari mereka adalah pengguna aktif Twitter, di mana 48%-nya mengakui menggunakan Twitter sebagai sumber informasi terpercaya.
Twitter memiliki pengaruh kuat dalam proses penentuan keputusan. Brand / bisnis perlu mempelajari kebiasaan yang dilakukan pengguna kelas atas setelah mereka berinteraksi di Twitter.
Mengkaitkan kampanye dengan suatu peristiwa, musim, pesan ataupun gerakan; dapat memberikan konteks yang lebih mudah dimengerti dan menciptakan engagement dengan pengguna melalui peristiwa yang sedang terjadi dan > relevan bagi mereka. Brand / bisnis perlu memastikan, bahwa mereka mengirim pesan yang sesuai dengan momen tersebut.
Berdasarkan survei Twitter, 77% pengguna ingin melihat lebih banyak konten dari brand melalui Twitter pada hari Natal, dan 88% ingin melihat lebih banyak promo ataupun penawaran selama Tahun Baru nanti.
Ini adalah kesempatan brand untuk memanfaatkan peluang mereka dengan menggunakan momen tersebut dalam melakukan engagement dengan konsumen,” ujar Tianyu Xu, Social Analytics Lead, Twitter Asia Pacific.
Kini video juga menjadi sarana yang powerful untuk berekspresi - bagi pengguna, penerbit konten, maupun bisnis.
"Apabila dimanfaatkan secara strategis, video dapat menjadi medium yang powerful untuk memancing pencarian dan interaksi. Video merupakan tools yang tepat untuk memancing percakapan. Berdasarkan riset Twitter, 87% pengguna Indonesia banyak melihat konten video di Twitter dan 46% dari pengguna berumur 25-34 tahun adalah yang paling aktif mengunggah video. Ini menjadi kesempatan bagi brand untuk mempertimbangkan penggunaan video sebagai peluang jangka panjang untuk berinteraksi dengan konsumen,” sebut Roy Simangunsong, Country Business Head, Twitter Indonesia.
Twitter Mass Affluent Study bulan Oktober 2015 menunjukkan lebih banyak > pengguna Twitter berpendapatan tinggi dan dikategorikan sebagai pengguna kelas atas.
Informasi mengenai perilaku dan demografis dari audiens tertentu akan membantu bisnis / brand memahami ekspektasi audiens tersebut.
Pengguna mass affluent menurut riset tersebut Memiliki pengeluaran untuk barang-barang mewah yang lebih tinggi 1.3x daripada pengguna di kelas yang sama yang tidak menggunakan Twitter, peningkatan kualitas finansial hingga 1.2x, serta memiliki investasi saham / sekuritas lebih banyak 1.2x untuk 12 bulan mendatang.
Produk retail dan otomotif memiliki relevansi kuat terhadap pengguna kelas atas. Dalam 12 bulan terakhir, 81% telah membeli rumah dan interior, 80% membeli pakaian, dan 72% membeli kendaraan bermotor.
Perencanaan pengeluaran / pembelanjaan: kepemilikan dan rencana belanja untuk perangkat mobile adalah yang tertinggi, disusul oleh donasi dan peralatan rumah tangga / komputer.
79% dari mereka adalah pengguna aktif Twitter, di mana 48%-nya mengakui menggunakan Twitter sebagai sumber informasi terpercaya.
Twitter memiliki pengaruh kuat dalam proses penentuan keputusan. Brand / bisnis perlu mempelajari kebiasaan yang dilakukan pengguna kelas atas setelah mereka berinteraksi di Twitter.
Mengkaitkan kampanye dengan suatu peristiwa, musim, pesan ataupun gerakan; dapat memberikan konteks yang lebih mudah dimengerti dan menciptakan engagement dengan pengguna melalui peristiwa yang sedang terjadi dan > relevan bagi mereka. Brand / bisnis perlu memastikan, bahwa mereka mengirim pesan yang sesuai dengan momen tersebut.
Berdasarkan survei Twitter, 77% pengguna ingin melihat lebih banyak konten dari brand melalui Twitter pada hari Natal, dan 88% ingin melihat lebih banyak promo ataupun penawaran selama Tahun Baru nanti.
Ini adalah kesempatan brand untuk memanfaatkan peluang mereka dengan menggunakan momen tersebut dalam melakukan engagement dengan konsumen,” ujar Tianyu Xu, Social Analytics Lead, Twitter Asia Pacific.
Kini video juga menjadi sarana yang powerful untuk berekspresi - bagi pengguna, penerbit konten, maupun bisnis.
"Apabila dimanfaatkan secara strategis, video dapat menjadi medium yang powerful untuk memancing pencarian dan interaksi. Video merupakan tools yang tepat untuk memancing percakapan. Berdasarkan riset Twitter, 87% pengguna Indonesia banyak melihat konten video di Twitter dan 46% dari pengguna berumur 25-34 tahun adalah yang paling aktif mengunggah video. Ini menjadi kesempatan bagi brand untuk mempertimbangkan penggunaan video sebagai peluang jangka panjang untuk berinteraksi dengan konsumen,” sebut Roy Simangunsong, Country Business Head, Twitter Indonesia.
COPYRIGHT © Teclovers.com 2015